Forever Competition : Kompetisi Antar Stasiun TV


dijalan ini,
tak ada tempat berhenti
sikap lamban berarti : mati
mereka yang bergerak,
mereka lah yang di depan
yang menunggu,
sejenak sekalipun, pasti tergilas.*

Cuplikan kata-kata diatas itu sepertinya sangat pas dengan suasana dunia pertelevisian sekarang ini. Kompetisi antara stasiun tv yang satu dengan yang lain dalam memperebutkan posisi no 1, atau pun dalam usaha mencapai posisi yang lebih baik dari yang ada sekarang ini, sepertinya bakal "tiada akhir". Kecuali, kalau tv yang bersangkutan collaps.

Sudah sekitar dua bulan terakhir, sctv menempati posisi no 1 dalam rating versi AC Nielsen. Itu artinya, kurang lebih sctv adalah stasiun no1 yang paling banyak ditonton pemirsa di Indonesia.
Memang, mungkin ada sampling error sekian koma sekian dalam survei AC Nielsen itu. Tapi itu nggak penting. Setidak-tidaknya tingkat kesalahan seperti itu sudah diperhitungkan.

Slogan to be number one yang di canangkan pada employee gathering di Ancol sekian tahun lalu, sekarang sudah dicapai. Kerja keras seluruh karyawan dan direksi seolah terbayar lunas. Ada kebanggaan, ada spirit, ada antusiasme untuk mempertahankan posisi ini. Dan itu sah adanya. Tapi pergulatan masih panjang. Kompetisi pun belum berakhir. Karyawan dan direksi tak boleh berpuas diri.

Mumpung sctv sedang on fire, mungkin inilah saat yang tepat perusahaan memberi yang terbaik buat para karyawannya. Sehingga karyawan bisa membedakan rewardyang diterimanya ketika perusahaan mencapai posisi no 1, dan ketika perusahaan tidak dalam posisi no 1. Mungkin waktunya tak harus seketika, tapi idealnya tak boleh terlalu lama. Jangan sampai terjadi, sekali lagi jangan sampai, karyawan nggrundel di belakang, "Apa bedanya sih buat kita kalo perusahaan jadi no 1, no 2 atau no 3, perasaan kok biasa-biasa saja ?". Sebab, hal itu kontra produktif dan perlahan akan menggerus spirit dan antusiasme yang ada.

Saya kira ini wacana positif dan akan memicu semangat karyawan untuk mempertahankan posisi no 1 ini.

(* Syair diatas adalah cuplikan karya, saya lupa, mungkin Mohammad Iqbal, Jamaluddin al-Afghani, atau Mohammad Abduh. Sumprit, saya lupa pengarangnya, tapi hafal syairnya)

0 Response to "Forever Competition : Kompetisi Antar Stasiun TV"

Post a Comment

Silakan meninggalkan komentar yang relevan. Dilarang menaruh link dalam isi komentar ...

Hubungi Kami

Name

Email *

Message *