Masjid Jogokariyan : Manajemen Yang Profesional Untuk Mengoptimalkan Kemakmuran Masjid


Masjid, Menara dan Adzan

Oleh : H. Muhammad Jazir, Asp.
(Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan / Masjid dengan Saldo Kas 0 Rupiah)

Masjid

Sajada yasjudu sajadah; bersujud, tempat sujud. Masjid; tempat sujud orang beriman. Namun baru sebatas fenomena hamparan sajadah saja secara fisik semata.

Fungsi masjid yang benar adalah mampu mensujudkan pikiran, hati dan perilaku orang yang sujud di tempat shalat dalam praktek kehidupan sehari-harinya.

Manajemen masjid Jogokariyan yang profesional


Adzan

Esensi Adzan adalah mendatangkan orang ke masjid.

Tahun 93 diadakan pendataan jama'ah (penduduk kampung Jogokariyan ada 700kk, 1700jiwa. 1839 mukallaf (sudah baligh), 816 belum shalat.

Gerakan Menshalatkan Orang Hidup

Di antara kegiatannya adalah:

1. Petugas adzan diambil dari pensiun, dinas agama, tokoh masyarakat dan seterusnya.

2. Keluarga yang belum shalat dikunjungi ditawarkan waktu kosongnya untuk dikirimkan pengajar shalat.

Program mensholatkan orang hidup anggrannya 250 ribu/orang. Orang antusias menyumbang karena fadhilahnya besar (disertakan Fadhilah mengajarkan shalat; ideologis).

3. Undangan shalat Subuh dg tampilan seperti undangan pernikahan, dikasih nash Fadhilah shalat Subuh;

4. Spesial kopi susu gratis setiap Sabtu dan Ahad.

5. Setiap kehilangan diganti baru sesuai merk yang hilang.

6. Setiap 40 hari dikasih doorprize (diundi) tiket umroh, kenapa 40 hari, karena ada hadits; "siapa yang shalat berjamaah bertemu takbiratul ihram imam selama 40 hari maka dicatat baginya dua keselamatan; selamat dari penyakit munafik dan selamat dari neraka."

Tahun 2010 masjid Jogokariyan menargetkan jama'ah shalat subuh sebanyak 50% seperti jama'ah Shalat Jum'at. Dan tahun 2017 sekarang ini, shalat subuh sudah seperti shalat Jum'at jumlah jama'ahnya (100%).

Hari Sabtu dan Ahad wisata Subuh sampai 3 ribu jama'ah.

Jadi adzan itu menghadirkan orang datang ke masjid. Bukan semata melafalkan Allaahu Akbar dan seterusnya...

Termasuk mengajak orang yang kita lewati saat ke masjid untuk bersama hadir ke masjid, dalil ideologisnya; "Udh'u ilaa sabiili Rabbika bilhikmati walmau'izhatil hasanah..."

Menara

Kisah Adzan dan Menara yang difungsikan zaman Nabi.

Sahabat Bilal Adzan di bawah, lalu di atap rumah tetangga, akhirnya dibuatkan menara. Sahabat Bilal Adzan dari atas menara.

Nabi lebih banyak lagi naik turun menara untuk memeriksa 40 tetangga sekitarnya (4 penjuru), adakah rumah yang tidak ngepul dapurnya. Rasul langsung membantunya. Mengajak Fatimah putrinya atau Utsman mantunya membawa bantuan untuk rumah yang tidak ngepul tadi. Zaman khalifah Umar, kisah nyata seorang ibu masak batu diketahui dari atas menara.

Apa takmir masjid masih ada yang memeriksa warganya dari menara ?

Dana umat jangan lama mengendap, saldo nol

Diadakan pendataan jama'ah yang mustahiq. Ada program Rasjid Jogokariyan (beras masjid), 10 ltr untuk 15 hari.

Kegiatan Ramadhan

Ramadhaan permah mengalami saldo minus. Ada dana 800 juta, ini harus dihabiskan semua sbelum Ramadhan: 330 KK mendapatkan subsidi Sahur dari masjid, tidak hanya membangunkan untuk sahur tapi dibantu untuk makan sahur. Rumah yang tidak layak direnovasi.

Menakjubkannya, awal Ramadhan kas Masjid 1,2 M. Akhir Ramadhan 2 M lebih (saldo justeru bertambah terus).

Takmir dan imam masjid apa sudah berfungsi baik. Karena rata-rata mereka sebelumnya panitia pembangunan masjid, sehingga fisik saja yang diperhatikan, belum memperhatikan jama'ahnya, programnya, cara mengisinya dan memakmurkannya.

Masjid memperhatikan masyarakat dan memberikan manfaatnya yang pada akhirnya masyarakat mendukung masjid. Masjid menggalakkan program Dana Bergulir atau Qardhul Hasan, peserta program ini dibimbing, diberi pelatihan sampai mandiri.

Majelis Dhuha para peserta pinjaman Qardhul Hasan, diajak shalat Dhuha di masjid, shalat masing-masing, dibimbing untuk minta dan mengeluh pada Allah bukan pada manusia. Di sini mereka malu untuk tidak menabung atau mengembalikan cicilan Qardhul Hasan.

Membangun ideologi di atas sistem, bukan sistem yang membelenggu ideologi.

Ajukan proposal pada Allah. Meja Allah sedikit proposal padahal dananya unlimited. Sekarang kebalikannya, oragn ramai-ramai mengajukan proposal ke manusia lupa pada Allah.

Mengajak jama'ah ke masjid tidak sekedar ngasih undangan. Bukan manajemen kantor. Jadi dikunjungi, silaturahim, akhirnya jama'ah merasa dihormati.

Ideologi Kemandirian

"Sebaik-baik tempat adalah masjid dan seburuk-buruk tempat adalah pasar." (Al-Hadits). Masyarakat yang berkomunitas di pasar akan melahirkan peradaban pasar... Dan seterusnya.

Peci yang saya pakai ini bukan simbol aliran tapi pemberdayaan jama'ah masjid yang baru buka usaha konveksi peci ini. Masjid beli 600 peci untuk pengurus dan jama'ah. Inilah daulat ekonomi kemandirian !

Kreasi Program

Seperti Wisata Kurban. Ada 47 wisatawan Kurban di masjid Jogokariyan. Mereka nginap di hotel milik masjid. Jogja kota wisata, maka masjid bangun hotel. Operasional masjid dibackup dari hotel.

Program shalat malam diminati

Kecenderungan masyarakat sekarang ini religius, jika ada program yang menguatkan ruhani mrk antusias mengikutinya. Program shalat malam ini berhasil menarik 3000 jama'ah sampai shalat di jalanan. Ketika mereka ditanya kenapa mau shalat di jalanan, mereka menjawab nostalgia sewaktu hajian dan seterusnya...

2500 porsi makan besar untuk buka puasa selama satu bulan Ramadhan. Waktu buka agak dilamakan (makan besar terlebih dahulu). Targetnya jama'ah berdiam diri di masjid mulai Maghrib sampai Isya' dan Tarawih, ini salah satu upaya untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar.

Program pemberdayaan masyarakat lingkungan masjid

Ada kasus pengusaha kecil yang terjerat rentenir padahal usahanya maju, ternyata ada 12 rentenir yang setiap sore menagihnya, ia hanya bawa 50ribu untuk usaha satu hari tsb. Rentenir2 tsb diundang ke masjid dan ditanyakan siapa saja korban kalian, masjid melunasinya. Dan ditegaskan pada mereka jangan masuk ke wilayah dan lingkungan sekitar masjid kami lagi.

Masyarakat terselamatkan dari jeratan rentenir. Mereka ikut serta kegiatan pemberdayaan masjid dg sistem Qardhul Hasan (dana bergulir). Ekonomi mereka maju, maka mereka mampu menyumbang ke masjid lebih besar lagi.

Pemberdayaan Anak Muda

Generasi milenial didekatkan dg masjid di antara fasilitasnya adalah WiFi gratis di area masjid. Mereka dibina dan diberikan skill sesuai kebutuhan zamannya. Pemberdayaan mereka di antaranya, mereka diberikan kemandirian mengelola jurnal atau majalah masjid. Ada pembagian prosentase dari iklan untuk mereka dan seterusnya... (Dari grup whatsapp. Judul asli : Manajemen Masjid Yang Profesional Dan Kemakmuran Masjid Yang Optimal Dan Nyata Bukan Teori).

0 Response to "Masjid Jogokariyan : Manajemen Yang Profesional Untuk Mengoptimalkan Kemakmuran Masjid"

Post a Comment

Silakan meninggalkan komentar yang relevan. Dilarang menaruh link dalam isi komentar ...

Hubungi Kami

Name

Email *

Message *