Cara Menghindari Keyword Stuffing


Menghindari keyword stuffing

Hindari Keyword Stuffing

Mungkin Anda pernah memiliki sebuah blog yang jumlah visitornya mencapai angka ribuan perhari. Namun karena sebab yang tidak Anda ketahui, visitor blog Anda tiba-tiba anjlok secara drastis dari angka ribuan perhari menjadi hanya puluhan visitor perhari saja. Salah satu yang bisa menyebabkan hal tersebut adalah praktek keyword stuffing yang mungkin secara sengaja ataupun tidak telah Anda lakukan. 

Keyword stuffing adalah praktek untuk memenuhi halaman web dengan keyword tertentu. Tujuannya tidak lain hanya untuk meningkatkan rangking di halaman hasil pencarian search engine. Tergantung dari panjang halaman, jumlah keyword yang di ulang mungkin puluhan atau bahkan ratusan kali.
Untuk sesaat, cara ini mungkin bisa meningkatkan rangking Anda. Tapi rangking tersebut tidak akan bertahan lama. Karena, saat crawler search engine menelusuri website Anda, Dia akan segera tahu bahwa Anda terlalu sering mengulang keyword.

Crawler menggunakan sebuah algoritma dalam menentukan apakah pengulangan keyword (keyword density) yang Anda lakukan jumlahnya cukup beralasan. Jika ternyata tidak, maka dengan cepat crawler dapat mengetahui bahwa website Anda terbukti tidak bisa mensupport jumlah pengulangan keyword yang telah Anda lakukan.

Itu akan mengakibatkan kualitas skore yang menurun, dan rangking website akan jatuh, atau bahkan di singkirkan dari halaman hasil pencarian search engine. Memang tidak ada aturan khusus dari search engine yang menyatakan bahwa “Jumlah keyword yang boleh di gunakan pada website Anda adalah X kali.”

Sebab, itu akan mengakibatkan semua orang menggunakan keyword nya dengan cara yang sama, dan rangking yang mereka dapat jadi tidak ada gunanya sama sekali. Sebab itulah, banyak pemilik website yang mencoba untuk mengakali rangking dengan strategi keyword yang rumit, dan tidak semuanya sesuai etika.

Karena itulah, Anda juga bebas untuk menentukan berapa kali seharusnya keyword di sertakan dalam tag, title, text, link, heading, dan content, sambil berharap bahwa keputusan Anda tersebut adalah solusi yang tepat.

Keyword stuffing, baik yang di sengaja ataupun tidak, terjadi di halaman web melalui beberapa cara. Yang pertama adalah saat penulis content atau web designer menyertakan satu blok text pada halaman web (biasanya di bagian bawah, tapi bisa di mana saja) yang tidak lain hanya berupa pengulangan dari keyword yang di pilih.

Terkadang, blok pengulangan text ini di tampilkan menggunakan jenis font yang sama dengan text lain, tapi dengan warna font yang sama dengan warna background halaman. Sehingga, blok tersebut tidak terlihat oleh pengunjung, dan hanya dapat di lihat oleh crawler. Jika ini kasusnya, maka di sebut dengan invisible keyword stuffing.

Anda juga beresiko untuk secara tidak sengaja menjadi korban dari keyword stuffing. Ini bisa terjadi saat Anda menempatkan terlalu banyak keyword di dalam tag, text, dan elemen lain yang ada di halaman web. Sebagai aturan umum, pertahankan agar keyword density berkisar antara 7 sampai 10 persen dari total kata.

Sebagai contoh, jika halaman Anda mempunyai 300 kata, maka jumlah keyword yang boleh Anda ulangi sebaiknya tidak lebih dari 21 sampai 30 kali. Selain itu, 21 sampai 30 keyword tersebut seharusnya di distribusikan ke seluruh bagian halaman web. Baik text yang terlihat oleh pengunjung, maupun di dalam tag.

Seperti yang pernah di singgung sebelumnya, 7 sampai 10 persen keyword density bukanlah sebuah aturan. Melainkan hanya sebuah petunjuk yang sebaiknya selalu Anda perhatikan. Sebab beberapa search engine mungkin akan mengijinkan rasio yang sedikit lebih tinggi.

Sementara search engine lain mungkin hanya mengijinkan rasio yang lebih rendah. Ini adalah permainan yang harus Anda mainkan untuk beberapa lama. Tujuannya adalah agar Anda dapat mempelajari mana yang boleh dan mana yang tidak.

Salah satu cara untuk memastikan agar Anda tidak mengulangi keyword secara berlebihan adalah dengan cara menggunakan beberapa keyword yang berbeda dan unik pada halaman tersebut. Keyword ini seharusnya di ambil dari kelompok keyword yang telah Anda pelajari sebelumnya.

Jika sebuah keyword tidak mampu membantu pengunjung untuk memahami produk, jasa, atau konsep dari website Anda, maka jangan gunakan keyword tersebut sebagai bagian dari taktik untuk meningkatkan rangking. Jangan merasa tergoda untuk menggunakannya, jika Anda tidak ingin mendapat hasil yang tidak di harapkan.

Keyword tetap menjadi salah satu cara yang murah untuk mengiklankan website Anda. Selain itu, keyword juga merupakan target yang selalu bergerak, dan sulit untuk di pastikan. Anda harus selalu berusaha dan bereksperimen untuk mempelajari mana yang efektif dan mana yang tidak.

Dan jika Anda terus berusaha dan tetap konsisten, Anda pasti dapat menemukan kombinasi yang tepat, yang bukan cuma dapat meningkatkan trafik dan konversi yang Anda cari, tapi juga sesuai dengan kemampuan budget.

Ingat, keyword hanyalah sarana untuk meningkatkan rangking. Jadi, saat mendesign website, designlah agar website tersebut dapat menginformasikan, menerangkan, atau meyakinkan pengunjung untuk mencapai target konversi. Itulah tujuan utama SEO.

Keyword mungkin adalah komponen utama dari strategi SEO. Namun, bijaksanalah dalam penggunaan keyword tersebut. Hindari keyword stuffing, karena ia  bukannya menolong sebuah blog, malahan sebaliknya akan membuat blog itu “ditendang” oleh search engine.

Sumber


3 Responses to "Cara Menghindari Keyword Stuffing"

  1. keren artikelnya, saya pribadi masih susah untuk membuat artikel dengan minimal kata 300 :)

    ReplyDelete
  2. Permisi mas, mohon bantuannya, maaf saya newbie banget di dunia blogging. Saya baru tau tentang keyword-keyword beginian. Kalau boleh, saya langsung to the point ya mas.

    1. Misalnya saya punya sebuah artikel, sebagai contoh anggaplah judul artikelnya "Asal Usul Nasi Goreng dan Jenis-jenisnya", itu berarti keyword utamanya 'nasi goreng' bukan mas?

    2. Misalnya artikel tersebut mengandung 700 kata, dan terdapat 32 keyword 'nasi goreng', apakah itu termasuk keyword stuffing mas? Bagaimana perhitungan yang benar? Mohon maaf saya memang rada konslet dalam hal hitung-hitungan.

    Terima kasih banyak mas jika berkenan menjawab.

    ReplyDelete
    Replies
    1. 1. Lebih spesifik keywordnya lebih bagus, dan lebih mudah menguasai halaman 1 Google. Jika judulnya seperti itu, menurut saya keyword yang ditarget lebih baik "Asal-usul Nasi Goreng" atau "Jenis-jenis Nasi Goreng"

      2. Sebenarnya kita tidak pernah tau jumlah keyword yang ideal per artikel itu berapa. Hanya saja kita bisa merasakan apakah sebuah tulisan itu ditulis secara wajar ataukah dijejali dengan keyword. Buat saya sendiri, asal keyword tersebut ada di url, judul, deskripsi, di paragraf awal, tengah, dan akhir .. itu sudah cukup.

      Jangan terlalu pusing dengan hitung-hitungan mas..

      Delete

Silakan meninggalkan komentar yang relevan. Dilarang menaruh link dalam isi komentar ...

Hubungi Kami

Name

Email *

Message *